Thursday, May 21, 2015



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah

Pembagunan pada hakekatnya adalah proses perubahan yang terus menerus, yang merupakan kemajuan dan perbaikan kearah tujuan yang ingin dicapai. Pelaksanaan pembagunan itu sendiri melibatkan seluruh lapisan masyarakat serta ditujukan untuk kepentingan manusia. Oleh karena itu menunda sebagai faktor yang dapat menentukan arah keberhasilan pembagunan dimana pendidikan mempunyai peranan sangat penting untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan hidup bangsa.

Pembagunan dalam bidang pendidikan merupakan salah satu bagian dalam pembagunan yang meliputi pendidikan prasekolah (pendidikan dasar 9 tahun), pendidikan menengah atas dan pendidikan tinggi atas akademik.

Pendidkan menjadi kunci pembagunan, dengan pendidkan diharapkan dapat tercapai sumber daya manusia yang berkualitas. Mampu menghadapi tantangan dan perubahan pada masa sekarang dan yang akan datang.

Dengan tuntutan keberadaan manusia yang berkualitas, maka pendidkan dasar 6 tahun tidak mencukupi dan perlu ditingkatkan. Menjadi pendidikan dasar 9 tahun.
Untuk menjamin pelaksanaan dan kesuksesaan program wajar dikdes 9 tahun, dirasakan pendidikan persekolahan saja belum mampu menampung aspirasi dan tingkat partisipasi masyarakat untuk melanjutkan ke SLTP, hal ini karena berbagai keterbatasan dalam pelayanan. Meningkatkan hal tersebut pendidikan luar sekolah ({LS) akan menjadi tumpuan dan harapan bagi terlaksananya tujuan luhur pendidkan nasional.

Salah satu jenis pendidikan luar sekolah yang berupaya memberikan pengetahuan yang relatif serupa dengan pengetahuan yang diperoleh dibangku sekolah dan berhubungan dengan kesempatan kerja, sebagai contoh adalah kelompok belajar paket A, paket B, Paket C, dan kejar usaha.
Berdasarkan studi pendahuluan di lapangan yang beralamatkan di desa taratak kecamatan siguntur kabupaten Dharmasraya maka ditemukan banyak sekali warga masyarakat yang putus sekolah dan tidak dapat melanjutkan ke jenjang pendidkan yang lebih tinggi lagi dikarenakan tidak adanya biaya untuk sekolah atas karena letak sekolahnya yang sangat jauh diri pemukiman penduduk. Maka dari pada itu penulis ingin mengadakan kejar paket B setara SLTP, karena kebanyakan dari warga masyarakat hanya mengenal pendidkan sampai 6 tahun saja, dan penulis ingin warga belajar disini mengenyam wajar dikdas 9 tahun.

B. Tujuan

Adapun tujuan dari pelaksanaan program wb ini antara lain :
1. untuk melaksanakan wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun
2. untuk meningkatkan mutu pendidikan
3. memberikan pelayanan kepada semua lapisan masyarakat dalam pengembangan dan peningkatan potensi terhadap ilmu pengetahuan.
C.MANFAAT

Adapun sasaran dari pelaksanaan program kejar paket B ini antara lain :
1. warga belajar yang tidak  lulus sekolah dasar (SD) atau setara SD “kejar paket A”
2. warga belajar yang tidak mampu melanjutkan ke sekolah formal
3. masyarakat prasejahtra

                                                              











                                                               BAB II
RENCANA PELAKSANAAN


A.TEMPAT DAN WAKTU
Belajar dapat di lakukan di rumah warga yang mampu menampung sekitar 10 orang warga belajar tersedia fasilitas belajar mengajar mudah di jangkau warga belajar, tutor dan pengelola berada, jika tidak mungkin, tempat belajar di buat seperti dalam suasana sekolah Waktu yang di gunakan untuk berlangsungnya proses belajar yaitu 2 jam belajar di mulai dari jam 15.00 -17.00 wib.
B.MATERI KEGIATAN
Jenis motivasi yang diberikan oleh tutor terhadap warga belajar sebagian besar di berikan secara lisan dan tulisan.
Bentuk motivasi yang di berikan berkenaan dengan materi pelajaran di kelas, dan yang berkenaan dengan bidang kehidupan sehari-hari
Bahan belajar, media, dan nara sumber
Bahan belajar :           
-         Buku                            – Peralatan membuat kue
-         Alat tulis                       – Bahan-bahan membuat kue
-         Bangku
-         Meja
Media                         :
-         Gambar- gambar
 -         Resep membuat kue bolu




C.STRATEGI DAN METODE KEGIATAN
1.   Tahap identifikasi kemampuan awal WB
      1.    Mengunjungi calon WB yang akan di bimbing
      2.    Mencari data calon warga belajar
      3.   Membuat kesepakatan belajar
      4.   Menyusun rencana pembelajaran
      5.   Menyiapkan instrumen penilaian

      2. Tahap Merncanakan pembelajaran KF
1.      Mengidentifikasi topik berdasarkan minat dan kebutuhan WB
2.      Membuat tabel waktu untuk memetakan proses pembelajaran keaksaraan fungsional
3.      Mencari bahan/nara sumber bacaan yang berkaitang dengan topik
4.      Membuat kegiatan baca,tulis,hitung berdasarkan topik tersebut
5.      Membuat jadwal untuk setiap kali pertemuan kegiatan pembelajaran
6.      Menyimpulkan segala informasi yang diperoleh dari langkah kegiatan no 1-6 dengan mengisi pada format rencana kegiatan pembelajaran
3.Tahap Meleksanakan pembelajaran KF
1.      Mencatat biodata dan informasi setiap WB untuk mengecek kembali identitas WB,keaktifan hadir pada saat pembimbingan ,keaktifan belakarnya dan data-data lain yang di butuhkan
2.      Melaksanakan penilaian sesuai instrumen yang telah sisiapkan
3.      Hal-hal yang perlu di perhatikan dalam pelaksanaan penilaian antara lain bersifat santai dan informal,menegaskan pada wb bahwa tes yang dilakukan bukan ujian,namun untuk mengecek kemajuan belajar,menjelaskan kegunaan tes ini,yaitu sebagai masukan untuk keberhasilan belajar selanjutnya,memotifasi WB untuk melakukan yang terbaik dan memotifasi WB untuk bersikap jujur tidak mencontek atau berbuat curang
4.      Melakukan pemeriksaan terhadap hasil penilaian kemajuan belajar
5.      Hal-hal yang perlu dilakukan dalam memeriksa hasil penilaian kemajuan belajar datau rabu-rambu jawaban,memberi skor nilai danmengumumkannya atau memberitahukan skor yang telah diolah kepada yang bersangkutan
6.      Melakukan refleksi atas tingkat kemajuan belajar setiap WB maupun kelompok belajar secara keseluruhan



D.RENCANA ANGGARAN BIAYA
Dalam penyelenggaraan keaksaraan fungsional dasar di siguntur, kegiatan dapat dilaksanakan sesuai jadwal yang direncanakan sehingga daya serap anggaran pada akhir kegiatan dapat terserap 100 % seperti yang dianggarkan sejumlah Rp.4.000.000
















BAB III
PENUTUP

A.     KESIMPULAN
    1. Praktik pendidikan berwawasan kemasyarakatan dapat mengurangi kuantitas penduduk buta aksara dengan tanda bukti diterimanya SUKMA III bagi seluruh warga belajar KF tingkat dasar.
    2. Praktik pendidikan kemasyarakatan dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam menghadapi era globalisasi terutama kemampuan membaca, menulis dan berhitung.
B.     SARAN
Sebaiknya untuk program keaksaraan fungsional dapat dilaksanakan terus dan perlu adanya perpustakaan tingkat desa, sehingga para warga belajar akan lebih mudah dalam mencari referensi bacaan yang diperlukan untuk mengatasi persoalan dalam kehidupan sehari-hari.